Kolaborasi Epic Antara Start Up dan Dayamaya untuk Pengembangan Penghidupan di Daerah 3T

Dear sister and brader onlineku 

Buat kalian pecinta drakor pasti lagi patah hati buat #timhanjipyeong karena pada akhirnya Seo dal mi memilih untuk menjadi #timnamdosan. Ternyata patah hati tidak ditanggung BPJS yaa fergusoooo wkwkwk. Tentunya penonton drakor start up pun banyak mendapatkan lyfe lesson, bussiness lesson, startup lesson dan yang pastinya love lesson dalam drama tersebut. Kamu #timnamdosan atau #timhanjipyeong hayoooo??? 

Anyway kita patut bersyukur tinggal di daerah perkotaan didukung dengan internet yang cepat dan stabil sangat dimanjakan dengan kemajuan teknologi dari perusahaan start up. Tentunya sangat berbeda kehidupan dengan saudara sebangsa dan se-Tanah Air kita yang tinggalnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Jangankan untuk akses internet, untuk akses perhubungan dan transportasi saja masih susah dijangkau. Di sisi lain dunia per-start up-an Indonesia sedang naik daun. Maka dari ketimpangan tersebut, untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan program Dayamaya. Program ini mengajak para pelaku Startup eCommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T. 

Dayamaya adalah sebuah program inisiatif untuk membantu pertumbuhan startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari daerah 3T atau luar daerah 3T untuk diterapkan pada lokasi 3T dengan bantuan fasilitas berupa: pelatihan SDM, eksekusi survey pasar, infrastruktur teknologi, dan sosialisasi & pemasaran. 
Apa visi dari Dayamaya? 

Dayamaya percaya bahwa kini kesempatan untuk penghidupan yang lebih baik tidak hanya berputar di kota besar. Dengan internet, kita merdeka dalam berkarya. Membangun bangsa bisa di mana saja, dimulai dari berdaya di dunia maya. 

Dayamaya memiliki visi untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia, khususnya di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis bagi kesejahteraan masyarakat. 

Melalui Dayamaya, BAKTI memfasilitasi startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari seluruh Indonesia yang membuat solusi tepat guna bagi masyarakat, khususnya yang berfokus di daerah 3T, dengan memberikan fasilitas, seperti: 
1. Pelatihan SDM 
2. Eksekusi survey pasar 
3. Infrastruktur teknologi 
4. Sosialisasi pemasaran 
Sehingga, bersama-sama, kita dorong adopsi dan pemanfaatan internet oleh masyarakat untuk merealisasikan potensi dan menciptakan solusi di setiap daerah, hingga pelosok Indonesia.
 
Dalam mewujudkannya, berikut adalah kompetensi digital* yang harus kita kuasai bersama: 
1. Digital Citizenship 
Kemampuan untuk menggunakan teknologi dan media digital dengan cara yang aman, penuh tanggung jawab, dan etis. 
2. Digital Creativity 
Kemampuan untuk menjadi bagian dari ekosistem digital, dan untuk menciptakan pengetahuan, teknologi, dan konten baru untuk mengubah ide menjadi kenyataan. 
3. Digital Competitiveness 
Kemampuan untuk memecahkan tantangan global, berinovasi, dan menciptakan peluang baru dalam ekonomi digital dengan mendorong kewirausahaan, pekerjaan, dan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar 

Dari beberapa kriteria tersebut terpilih 18 inisiatif di batch 1 Dayamaya. Tiga dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin. Yuk kenalan lebih jauh dengan ketiga start up asli Indonesia ini sister and brader onlineku 

1. AUTORIN 

Atourin sebagai perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya. 

Menurut Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi. 

“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara” kata Reza. 

Lebih lanjut Reza mengatakan bahwa tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja  

2. CAKAP 

Selaras dengan Atourin, Cakap sebagai platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris. 

Dalam kontribusinya, pada tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher). 

Menurut Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan. 

“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara,Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” kata Tommy. 

Dengan mengikuti pelatihan, menurut Tommy peserta nantinya akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program. 

3. JAHITIN 

Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow. Tidak hanya itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan. 

“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” kata Asri Wijayanti. 

Sebagai sebuah bangsa, Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, dalam membangun daerah 3T pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari para startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat pembangunan di daerah 3T. 

“Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah. 

“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” jelas Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat. 

Kini, kesempatan untuk penghidupan yang lebih baik tidak hanya berputar di kota besar saja. Membangun bangsa bisa dimulai dari manja, dimulai dari berdaya di dunia maya. Untuk kehidupan yang lebih produktif dan sejahtera melalui penggunaan teknologi internet. Apakah kamu salah satu #penyebarkebajikan ??? Jika kamu adalah penggiat start up, komunitas, UMKM digital yang ingin mendorong daerah 3T untuk merdeka dalam berkarya, mari bergerak bersama!!! 

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 
Ari S. Wahyuniarti Kadiv Layanan TI untuk Masyarakat 
Phone : 08119892026 
Email : ari.wahyuniarti@gmail.com 

1 Komentar

  1. hahaha bisa aja prolognya pakai startup yang bikin kita terbagi 2 kubu. Tapi bener sih emang banyak pelajaran yang bisa diambil dari Start Up

    BalasHapus